![]() |
Politik dan Dramanya, duh |
Paling sering adalah wilayah agama. Para politikus akan mengambil tameng agama untuk mendapatkan simpati konstituennya, meski dia tahu tameng itu sekedar topeng.
Tak luput pula politik masuk dalam ranah kesusastraan. Para penulis yang telah memilih untuk memihak pasti punya kecenderungan untuk berekspresi melalui tulisannya. Untungnya, atau celakanya, tulisan adalah senjata yang sangat berbahaya. Terkadang efeknya jauh melebihi bom atom sekalipun.
Pemahaman yang cenderung berbeda antar penulis juga menjadikan mereka saling serang, saling menyalahkan, juga melecehkan.
Sejarah mencatat, penulis dan sekaligus politikus, terkadang harus merasakan dinginnya lantai hotel prodeo gegara tulisannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar