mari tebus hari-hari hilang
mengganti setiap kesempatan percuma
dengan bertumpuk nota peringatan
Tuhan yang selalu bangun dan terjaga
dimana Ia, lampu suar perahu layar
rasi bintang – adzan – selembar sajadah untuk
sejenak tetirah; terlanjur kita dipuasi, dimaki,
mengutuk gelombang laut --- di antaranya larut
dalam riuh musik dhangdut --- bisik-bisik
di sudut-sudut yang seenak perut merenggut
semua kesempatan hingga bisa bergelut
dari mulut ke mulut, busa air mata tanpa disadari
bakal kucur di kemudian hari.
mari tebus hari-hari hilang
dengan kembali sembahyang.
my myph tetaplah selalu bersyukur :)
BalasHapus